Tak semua hotel di Yogyakarta perjalanan usahanya mulus pasca kunjungan wisata berangsur normal seiring meredanya pandemi Covid-19.
Ada hotel yang masih harus berhadapan dengan persoalan di luar pandemi dan okupansi, salah satunya ancaman lelang dengan harga murah karena dinilai gagal bayar atau kredit macet oleh perbankan.
“Padahal okupansi hotel kami saat ini sedang bagus-bagusnya, selalu penuh 100 persen saat long weekend, namun kini terancam dilelang bank dengan harga murah,” kata Hani Kuswanto, perwakilan manajemen PT Perwira Abadi Jaya, yang mengelola sebuah hotel bintang 4 di pusat Kota Yogyakarta, Selasa, 14 Februari 2023.
Jaga Ciri Arsitektur Kawasan Cagar Budaya, Yogyakarta Bentuk Tim Khusus Kaji Fasad Bangunan Hotel berbintang dengan 250 kamar lebih yang lokasinya bisa ditempuh tak lebih lima menit dari Jalan Malioboro itu, pekan ini rencananya bakal dilelang dengan harga penawaran Rp 165 miliar.
Padahal, dari hasil appraisal independen, aset properti hotel itu ditaksir mencapai Rp 270 miliar.
“Selama Covid-19 melanda, kami tak mem-PHK karyawan dan tetap berusaha bangkit sembari terus menambah aset untuk meningkatkan kualitas layanan,” kata Hani yang menyatakan hotel dengan 150 karyawan itu belum lama ini juga merenovasi tiga bagian bangunannya senilai Rp 4 miliar lebih.
Manajemen hotel pun berharap ancaman lelang dengan harga relatif murah oleh perbankan itu bisa dibatalkan atau ditunda.
Bahkan untuk mempertahankan hotel itu, manajemen telah menempuh gugatan hukum, di mana kasus ancaman lelang itu sudah mulai disidangkan perdana pada Selasa ini di Pengadilan Negeri Yogyakarta.
Saat Polda Yogyakarta Gunakan Air Umbul Manten Gunung Merapi untuk Prosesi Peringatan Hari Bhayangkara Kuasa hukum manajemen hotel itu, Najib A Gisymar mengatakan kasus yang mengakibatkan hotel itu terancam dilelang bermula ketika pihak manajamen pada medio 2017 mengajukan pinjaman modal ke sebuah perbankan BUMN.
Namun di tengah perjalanan, sekitar tahun 2018, terjadi persoalan yang mengakibatkan hotel tersebut mulai kesulitan membayar dan ditambah terdampak anjloknya okupansi akibat Covid-19 sepanjang 2020-2021.
“Hotel ini juga sempat dilelang sampai lima kali di masa pandemi sedang tinggi kasusnya namun perbankan gagal mendapatkan hasil, kemudian akan dilelang ke enam kalinya tahun ini saat okupansi stabil tinggi,” kata Nadjib.
Setiap akhir pekan dan libur panjang sejak pertengahan 2022, okupansi hotel ini nyaris selalu di atas 100 persen.
Hotel ini lokasinya pun hanya sekitar 1 kilometer di barat Titik Nol Kilometer Yogyakarta.
Pilihan Editor: Tips dari Pramugari Saat Menginap di Hotel, Taruh Sepatu di Brankas